Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Hai semua, kali ini kita akan membahas Fiqih Akhlak:
Mengingat Keamanan dan Mewaspadai Ancaman,,, mari kita bahas!
Jika seseorang
hendak berakhlak mulia maka dia harus meninstropeksi dirinya/mengkoreksi
dirinya,,, sebelum melakukan sesuatu kita harus sadar untuk mengkoreksi diri
kita apakah yang dilakukan ini sudah benar atau belum.
Bagi seseorang yang hendak berakhlak mulia, hendaklah
mematuhi beberapa hal seperti berikut:
1. Seseorang
itu harus mempelajari akidah yang benar, kenapa? Karena akidah yang benar itu
bisa menjadi pedoman untuk memperbaiki akhlak seseorang .
2. Seseorang
harus banyak berdoa, apabila hendak memperbaiki akhlak kita hendak lah meminta
kepada Allah SWT.
3. Seseorang
tersebut harus belajar, maksudnya dia itu harus belajar tentang bagaimana cara
memperbaiki diri/memuhasabah diri.
4. Seseorang
itu haruslah berusaha, berjuang, membiasakan diri, menjadikan apa yang telah
dilakukan menjadi suatu pembelajaran. Pada tahap ini kita memang harus harus
mengikuti hasilnya.
5. Seseorang
itu harus memeriksa diri/mengevaluasi diri, maksudnya itu setelah kita
melaksanakan hal yang kita laksanakan diatas, kita haris memeriksa diri kita
lagi apakah ini sudah benar atau belum.
6. Disaat
kita melakukan sesuatu yang baik, kita harus mempelajari kemuliaan, seperti
kita sedang membantu seseorang yang sedang kesusahan, pada saat itu juga kita
harus memahami apa kemuliaan yang telah kita lakukan.
7. Seseorang
itu harus merenungi dampak baik dan dampak buruk, setelah kita melakukan
sesuatu hal, kita harus memahami apa dampak baik yang kita dapat dan apa dampak
buruk yang kita dapat.
Di dalam surat Al-Ahzab:45
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
Terjemah Arti: Hai Nabi,
sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira
dan pemberi peringatan,
Ada metode Tarbiyah (memperbaiki
sesuatu dan meluruskannya) yang Allah SWT jelaskan didalam Al-Qur’an maksudnya
harus ada sanksinya, contoh:
Pada surat Al-Hijr: 49-50
۞
نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Terjemah Arti: Kabarkanlah
kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang,
وَأَنَّ
عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ
Terjemah Arti: Dan bahwa
sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.
Pada surat Al-Hijr ayat
49, Allah SWT membawa kabar gembira dan pada ayat 50, Allah SWT juga
memberitahu sanksi apabila kita melanggar tentang apa yang Allah SWT
perintahkan.
Apabila kita mengucapkan
salam, itu adalah doa untuk orang dan diri kita. Barang siapa yang senang
membantu, maka saat di akhirat Allah SWT memudahkan urusannya. Kalau kita tidak
membawa uang padahal sangat ingin bersedakah kepada orang yang membutuhkan,
hanya cukup dengan senyuman.
Ada seseorang yang berakhlak
mulia, dia sangat dicintai oleh para malaikat, bahkan didoakan oleh para
malaikat. Jika ada cacian dan makian, cobalah untuk diam maka ada malaikat yang
yang membalas cacian tersebut dan
apabila kita membalas cacian tersebut maka kita sedang ditunggangi syaitan,
dibisikan syaitan untuk membuat kita semakin marah.
Dalam penjabaran sebuah
hadits, orang yang paling berakhlah, pada saat hari kiamat dia termasuk kedalam
golongan yang paling dekat dengan Rasulullah. Sebaliknya apabila yang yang
jelek akhlaknya, buruk akidahnya maka dia termasuk kedalam golongan yang letaknya
jauh dari Rasulullah.
Allah SWT sangat
menyayang orang yang Berakhlak.
Mungkin hanya segitu saja
yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan mohon dimaafkan.
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatu